TEMPO.CO, Jakarta - Dior dan Johnny Depp dikritik soal pelecehan budaya, di mana merek mewah itu mengeluarkan iklan baru yang menampilkan budaya penduduk asli Amerika untuk menjual produk wewangian "Sauvage". Dilansir CNA, iklan berjudul "We Are The Land" yang muncul sebentar di media sosial sebelum dihapus pada 30 Agustus 2019 menampilkan sang aktor bermain gitar di padang pasir sementara anggota suku Rosebud Sioux melakukan tarian prajurit dalam busana tradisional.
Iklan ini juga dibintangi oleh pemeran di "Twilight" Tanaya Beatty, yang ibunya adalah keturunan bangsa Da'Naxda'xw. Namun, warganet di media sosial mengecam, menyebut merek tersebut tidak sensitif karena menampilkan budaya asli Amerika untuk parfum dengan arti "buas" dalam bahasa Prancis serta memperlihatkan stereotipe.
Video, yang disebut hasil kolaborasi dengan grup advokat Americans For Indian Opportunity itu difilmkan di Canyonlands, tanah leluhur orang Apache, Navajo, dan Ute. Depp sebelumnya pernah terjerat kontroversi semacam ini.
Pada 2012, ia diangkat menjadi anggota kehormatan suku Comanche dan ia juga menyebutkan punya darah keturunan asli Amerika. Pada film "The Lone Ranger", ia juga berperan sebagai tokoh asli Amerika bernama Tonto.
Dior telah menjelaskan bahwa para pencipta iklan telah berhubungan dengan konsultan penduduk asli Amerika untuk menghormati budaya, nilai-nilai, dan warisan budaya asli. Tapi warganet tetap geram.
“Orang kulit putih perlu memahami bahwa tidak masalah jika penduduk asli Amerika berpartisipasi dalam iklan. Dior menggunakan budaya kami di sebelah kata 'sauvage', mengambil untung dari orang-orang kami dan saya jamin kami tidak mendapatkan sepeser pun, ”tulis seorang warganet.
Yang lain berkata: "Seseorang di tim kreatif Dior: Hei, karena wewangiannya disebut Sauvage, mari kita buat itu bertema Indian! Kau tahu, karena orang Indian liar dan buas!'”